Selasa, 13 Juni 2017

Curhat Colongan



Tentang kehilangan, sebetulnya aku sudah sangat terbiasa dengan kata itu. Kata yang memisahkanku untuk selamanya dengan hal yang aku suka. Mungkin, ada beberapa kehilangan yang akhirnya kembali, dan betapa beruntungya aku yang tak pernah merasakan itu. Eh, kalau kehilangan lalu dia kembali, itu namanya ketlisut kali ya?
.
Jadi begini, dulu ketika TK B, aku ini sungguh gadis kecil pendiam yang sering kali diusili oleh musuh-musuhku (dari dulu aku selalu menganggap yang mengusili adalah musuh, bukan kawan). Dan sekarang aku jadi berpikir betapa kasihannya diriku karena di usia sekecil itu aku berpikir mempunyai musuh. Kawan-kawan kecilku ini, mereka suka mengambil jajan yang kubawa untuk bekal ke TK. Dan mereka benar-benar mengambilnya, tanpa meminta. Dan aku kecil selalu menangis, alhasil ibuku selalu membawakanku jajan yang lebih banyak keesokan harinya. Namun tetap saja, kawan-kawan kecilku itu selalu mengambilnya dariku. Di situlah aku belajar, jika aku kehilangan maka aku akan mendapatkan yang lebih besar, meskipun kemungkinan ganti itu akan hilang lagi. Lambat laun aku mulai memahami jika aku tak ingin kehilangan lagi, aku harus berjuang untuk tidak kehilangan lagi. 
.
Baru-baru ini, aku kehilangan rasa percayaku terhadap manajemen tempatku bekerja. Dulu, awal-awal ketika aku akan menandatangani kontrak, pihak manajemen mengatakan padaku kurang lebih seperti ini: di sini, kami tidak seberapa peduli dengan pencapaianmu, kami jauh lebih peduli tentang attitude-mu. Sontak saja aku mempunyai ekspektasi yang luar biasa di tempat kerja baruku. Karena sebelumnya, aku pernah diperlakukan tidak adil di kantor sebelumnya. Namun seiring negara api menyerang, ternyata kalimat manis itu tidak berlaku. Ada sejawatku yang melakukan kecurangan dan aku melaporkannya. Dan hasilnya? Kontrakku dinyatakan sudah habis, dan mereka malah melanjutkan kontrak rekanku itu. Ketika itu terjadi, aku benar-benar tidak habis pikir. Apa yang selama ini kukerjakan? Apa yang selama ini kuperjuangkan? Jika keputusan akhirnya malah demikian. Aku jadi mempertanyakan diriku, mempertanyakan keputusan-keputusanku. Dan parahnya, aku menyesali keloyalanku selama ini. Sampai aku menulis ini, aku masih belum mendapatkan kembali rasa percayaku itu.
.
Di sini akhirnya aku belajar, kehilangan tidak bisa kau hindari jika hanya melalui perjuangan yang biasa. Kau harus melakukan perjuangan yang ekstra dan tentu saja, memerlukan taktik yang tepat. 
.
.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar