Tentang kehilangan, sebetulnya aku sudah sangat terbiasa
dengan kata itu. Kata yang memisahkanku untuk selamanya dengan hal yang aku
suka. Mungkin, ada beberapa kehilangan yang akhirnya kembali, dan betapa
beruntungya aku yang tak pernah merasakan itu. Eh, kalau kehilangan lalu dia
kembali, itu namanya ketlisut kali
ya?
.
Jadi begini, dulu ketika TK B, aku ini sungguh gadis kecil
pendiam yang sering kali diusili oleh musuh-musuhku (dari dulu aku selalu
menganggap yang mengusili adalah musuh, bukan kawan). Dan sekarang aku jadi
berpikir betapa kasihannya diriku karena di usia sekecil itu aku berpikir
mempunyai musuh. Kawan-kawan kecilku ini, mereka suka mengambil jajan yang
kubawa untuk bekal ke TK. Dan mereka benar-benar mengambilnya, tanpa meminta. Dan
aku kecil selalu menangis, alhasil ibuku selalu membawakanku jajan yang lebih
banyak keesokan harinya. Namun tetap saja, kawan-kawan kecilku itu selalu
mengambilnya dariku. Di situlah aku belajar, jika aku kehilangan maka aku akan
mendapatkan yang lebih besar, meskipun kemungkinan ganti itu akan hilang lagi. Lambat
laun aku mulai memahami jika aku tak ingin kehilangan lagi, aku harus berjuang
untuk tidak kehilangan lagi.
.
Baru-baru ini, aku kehilangan rasa percayaku terhadap
manajemen tempatku bekerja. Dulu, awal-awal ketika aku akan menandatangani
kontrak, pihak manajemen mengatakan padaku kurang lebih seperti ini: di sini,
kami tidak seberapa peduli dengan pencapaianmu, kami jauh lebih peduli tentang attitude-mu. Sontak saja aku mempunyai ekspektasi
yang luar biasa di tempat kerja baruku. Karena sebelumnya, aku pernah
diperlakukan tidak adil di kantor sebelumnya. Namun seiring negara api
menyerang, ternyata kalimat manis itu tidak berlaku. Ada sejawatku yang
melakukan kecurangan dan aku melaporkannya. Dan hasilnya? Kontrakku dinyatakan
sudah habis, dan mereka malah melanjutkan kontrak rekanku itu. Ketika itu
terjadi, aku benar-benar tidak habis pikir. Apa yang selama ini kukerjakan? Apa
yang selama ini kuperjuangkan? Jika keputusan akhirnya malah demikian. Aku jadi mempertanyakan diriku, mempertanyakan keputusan-keputusanku. Dan parahnya, aku menyesali keloyalanku selama ini. Sampai aku menulis ini, aku masih belum mendapatkan kembali rasa percayaku itu.
.
Di sini akhirnya aku belajar, kehilangan tidak bisa kau
hindari jika hanya melalui perjuangan yang biasa. Kau harus melakukan
perjuangan yang ekstra dan tentu saja, memerlukan taktik yang tepat.
.
.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar